<p style="text-align: justify;"><strong>DALUNG (08/09/2024) </strong>- Kegiatan Test Keterampilan pada Pemilihan Jegeg Bagus Dalung serangkaian Porsenides Dalung Tahun 2024 pada Jumat, (02/08) yang bertempat di Ruang Rapat Kantor Desa Dalung. Dalam kegiatan ini turut hadir Perbekel Desa Dalung Ka.Si. Pelayanan Desa Dalung Ni Luh Suastiari, S.H., Dewan Juri dari Dinas Pariwisata Kabupaten Badung I Gusti Ngurah Ary Wisnawan, Jegeg Kabupaten Badung Komang Dina Okta Trijayanti, Bagus Kabupaten Badung Anak Agung Gede Ari Laksana, beserta anggota Jegeg Bagus Dalung Tahun 2023 Ni Putu Gita Cahyani dan I Gusti Ngurah Agung Yuda Darma., serta antusias finalis Jegeg Bagus Dalung tahun 2024. Adapun tujuan dari pelaksanaan kegiatan ini untuk mengevaluasi pemahaman peserta tentang budaya lokal dan kemampuan mereka untuk mempraktikkan dan melestarikan tradisi setempat serta menilai sejauh mana para peserta memiliki bakat dan keterampilan dalam berbagai bidang, termasuk seni dan budaya.</p> <p style="text-align: justify;"> </p> <p style="text-align: justify;">Pada awal kegiatan ajang Jegeg Bagus Dalung, peserta diberikan waktu selama 1 jam untuk menyelesaikan sanggah cucuk yang dirancang oleh calon Bagus Dalung dan canang sari yang dipersembahkan oleh Jegeg Dalung. Ketika waktu yang telah ditentukan berakhir, test keterampilan mereka secara resmi usai, dan para peserta segera memasuki tahap evaluasi yang dilakukan oleh dewan juri yang berpengalaman dan kompeten. Dalam sesi evaluasi tersebut, dewan juri memberikan masukan yang konstruktif dan detail kepada setiap calon Jegeg dan Bagus. Umpan balik ini dirancang untuk membantu mereka memahami area-area yang memerlukan perbaikan, serta mengapresiasi kekuatan dan kelebihan yang mereka tunjukkan. Para juri dengan teliti mengamati setiap aspek keterampilan, kreativitas, dan ketepatan dalam pembuatan sanggah cucuk dan canang sari.</p> <p style="text-align: justify;"> </p> <p style="text-align: justify;">Bagus Kabupaten Badung memberikan penjelasan mengenai Pakem-pakem yang digunakan dalam membuat sanggah cucuk sangat penting karena setiap elemen dalam sanggah cucuk memiliki makna simbolis. Dimulai dari ukuran bambu yang harus tepat dan sesuai dengan pakem agar ukuran dan proporsi estetika tetap terjaga. Meskipun di setiap wilayah terdapat inovasi yang berbeda dalam pembuatan sanggah cucuk, kita tidak boleh melupakan pakem yang ada. Pakem ini mengatur berbagai aspek mulai dari bahan yang digunakan, teknik pembuatan, hingga tata letak dan hiasan, sehingga setiap sanggah cucuk tetap memiliki makna dan fungsi yang sakral sesuai dengan tradisi dan kepercayaan yang diwariskan secara turun-temurun. Mengikuti pakem ini memastikan bahwa sanggah cucuk tidak hanya memenuhi standar estetika dan keindahan, tetapi juga mematuhi nilai-nilai spiritual dan budaya yang mendalam. <em><strong>“Biarpun disetiap wilayah memiliki perbedaan dalam pembuatan sanggah cucuk, kita harus tetap mengikuti pakem-pakem yang ada di Bali dalam proses pembuatan sanggah cucuk. Tetapi saya sangat mengapresiasi calon jegeg bagus dalung karena telah mengikuti serangkaian acara dengan baik,” Ujarnya.</strong></em></p> <p style="text-align: justify;"> </p> <p style="text-align: justify;">Jegeg Badung menjelaskan pakem-pakem mengenai pembuatan canang sari, seperti yang kita ketahui canang sari selain canangnya yang begitu indah dan cantik, canang ini juga memiliki filosofi yaitu canang berisi sari yang berupa pis bolong. Susunan dalam canang sari juga sangat penting karena canang sari juga harus dilengkapi dengan ceper sebagai alas yang memiliki simbol kekuatan, berisi porosan sebagai simbol welas asih serta tulus kepada Ida Sang Hyang Widhi, diatas ceper juga diisi dengan serius tebu, pisang, dan jaje sebagai simbol kekuatan wiswa ongkara. Kemudian disusunlah sebuah Sampian Urasari yang berbentuk bundar sebagai dasar untuk menempatkan bunga. Hal ini adalah simbol dari kekuatan Windhu. Lalu pada ujung-ujung Urasari ini memakai hiasan panah sebagai simbol kekuatan Nadha. Dalam penataan bunga-bunga di canang sari juga harus sesuai dengan pakemnya, bunga putih diletakan di timur melambangkan dewa Iswara, bunga merah diletakan di selatan melambangkan dewa Brahma, bunga kuning diletakan di barat melambangkan dewa Mahadewa, bunga biru atau ungu diletakan di Utara melambangkan dewa Wisnu dan terakhir bunga rampe atau irisan pandan arum yang disusun ditengah-tengah sebagai lambang dari dewa Siwa. <em><strong>“Saya berterima kasih kepada adik-adik calon jegeg bagus Dalung karena mereka memiliki semangat yang kuat dalam mengikuti kegiatan lomba jegeg bagus dalung dan semoga untuk kedepannya semangat ini semakin ditingkatkan,” Tutupnya.</strong></em></p> <p style="text-align: justify;"> </p> <p style="text-align: justify;"><strong>(KIMDLG-005).</strong></p>
Evaluasi Pemahaman Budaya Lokal Finalis Jegeg Bagus Dalung Tahun 2024 Melalui Test Keterampilan Membuat Canang Sari dan Sanggah Cucuk
08 Sep 2024